Menilai
الإيمان يزيد وينقص
Iman itu bertambah dan berkurang
***
Dari kalimat tersebut, bagaimana kita menilai seseorang dengan objektif?
Saat orang tersebut sedang naik imannya, penilaian kita kepadanya akan baik. Sebaliknya, saat orang tersebut sedang turun imannya, penilaian kita kepadanya akan buruk. Sayangnya kita sulit mengetahui bagaimana naik-turunnya iman seseorang (termasuk diri kita sendiri), apakah lebih banyak naiknya atau lebih banyak turunnya. Kalau lebih banyak naiknya, berarti taatnya lebih banyak, sedangkan kalau lebih banyak turunnya, berarti maksiatnya lebih banyak.
Bisa jadi, orang tersebut banyak kebaikannya yang kita tidak ketahui, namun kita menilainya saat dia melakukan keburukan, maka kemungkinan besar kita akan menilainya buruk. Bisa juga sebaliknya, orang tersebut banyak keburukannya yang tidak kita ketahui, namun kita menilainya saat dia melakukan kebaikan, maka kemungkinan besar kita akan menilainya baik.
Dan Allah-lah sebaik-baik penilai.
syaif 7:55 am on 30 Mei 2012 Permalink |
betul mas abrar… apa lagi jika orangnya itu munafik… di depan kita ia bagus.. tapi di belakang (?)…. berarti jawabannya siapapun orangnya, prinsip kita untuk mendekati atau dekat dengannya adalah karena Allah swt…. jika kita mendekatinya dengan cara baik, maka kita akan mendapati teman yg baik (dan sebaliknya)…. dan orang2 yg baik akan bersama-sama orang baik….
abrari 12:03 pm on 1 Juni 2012 Permalink
Jangan bilang “munafik” ah, berat konsekuensinya, hehe