Kebahasaan: adalah versus ialah

Sedikit pelajaran dari proses revisi skripsi. Perihal penggunaan kata “adalah” yang sering kita gunakan, ternyata tidak selalu benar. Ada kalanya “adalah” digunakan secara salah, yang mestinya menggunakan “ialah”. Merujuk kepada KBBI (dengan sedikit perubahan pada contoh):

ada·lah v 1 identik dng: Tauhid — falsafah umat Islam; 2 sama maknanya dng: Desember — bulan kedua belas; 3 termasuk dl kelompok atau golongan: saya — pengagum Ki Hajar Dewantara

ia·lah p penghubung di antara dua penggal kalimat yg menegaskan perincian atau penjelasan atas penggal yg pertama itu: yg perlu dikerjakan sekarang — membawa korban ke rumah sakit

Terlihat perbedaannya, bahwa “adalah” bisa disamakan dengan “merupakan”, sedangkan “ialah” adalah kata yang tepat untuk menunjukkan perincian, penjelasan, atau yang semisalnya. Ada cara mudah untuk mengecek apakah kata “adalah” sudah digunakan dengan benar, yaitu:

Ganti kata “adalah” dengan “merupakan”. Bila kalimatnya menjadi aneh, maka kata yang benar yaitu “ialah”

Sebagai contoh:

“Nilai X yang digunakan adalah 10” (salah)

“Nilai X yang digunakan ialah 10” (benar)

“Cara ini adalah cara yang paling sederhana” (benar, karena bisa diganti dengan “merupakan”)

Hayo yang lagi skripsian, coba cek lagi semua kata “adalah” di tulisannya, biar nggak banyak dicoret-coret pas revisian :)