Sidang doktoral

Suasana sidang terbuka ujian disertasi S3 di Auditorium Rektorat IPB.

Bukan, bukan saya yang disidang. Jangankan sidang S3, sidang skripsi saja rasanya masih jauh. Saya cuma menghadiri undangan dari salah seorang klien (sebut saja begitu) yang sedang menyelesaikan studi S3-nya. Beliau adalah seorang dosen Trisakti yang sedang menempuh studi doktoral di IPB di jurusan Teknologi Industri Pertanian. Topik disertasinya mengenai sistem penunjang keputusan berbasis artificial intelligence, jadi memang “Ilkom banget”, dan saya cuma salah satu asistennya dalam membantu programming untuk sistem yang beliau rancang.

Dan di hari Senin ini saya diberi undangan untuk menghadiri sidang terbukanya. Sebagai asisten yang baik tentu harus ikut hadir, walaupun itu berarti membolos PKL :) Karena sidangnya adalah sidang terbuka (merupakan urutan terakhir dari proses kelulusan S3), maka dihadiri oleh banyak orang termasuk keluarga dan rekan-rekannya.

Ujian sidang berlangsung sekitar 3 jam, dengan para penguji orang-orang yang “menyeramkan”, semuanya adalah para doktor dan profesor IPB maupun dari luar institusi. Suasananya cukup menegangkan, dengan pertanyaan-pertanyaan dari para penguji yang dijawab dengan agak tersendat-sendat oleh bapak yang diuji. Tapi alhamdulillah sang bapak bisa lulus dan memperoleh gelar doktor.

Ternyata begitu suasana sidang tugas akhir. Bisa jadi pengalaman untuk sidang skripsi saya nantinya. Dan memang tujuan sidang tugas akhir adalah mempertahankan topik penelitian di hadapan para penguji. Menguji idealisme kita sebagai akademisi di bidang yang kita tekuni di kuliah.