Fanatisme sistem operasi

Ternyata fanatisme tidak hanya terbatas pada agama, kesukuan, dan lain-lain. Di zaman serba teknologi seperti sekarang, ada lagi satu fanatisme yang cukup unik, yaitu fanatisme sistem operasi.

Zaman sekarang, memang terdapat banyak sekali sistem operasi, katakanlah Windows dan Linux yang paling populer. Masing-masing pengguna ternyata memiliki semacam “fanatisme” pada sistem operasi yang digunakannya. Pengguna Windows yang sangat setia biasanya akan menjelek-jelekkan Linux, begitu pula sebaliknya.

Tapi, kalau saya perhatikan, fanatisme paling tinggi sebenarnya ada pada para pengguna Linux. Para fanatik Windows biasanya hanya menjelek-jelekkan Linux dari segi teknis saja, seperti sulit digunakan, penggunanya masih jarang, dan sebagainya. Tapi para fanatik Linux biasanya akan menjelek-jelekkan Windows (dan juga Microsoft) sampai ke akar-akarnya.

Ya, mereka memang dua dunia yang berbeda. Yang satu adalah dunia termonopoli tapi luas, dan satunya lagi dunia penuh kebebasan tapi masih cukup sempit. Sepertinya, perang fanatisme ini tidak akan pernah berakhir, karena dua dunia itu akan selalu ada dan berdampingan (baca: bersaing).

Bagaimana denganku?

Kalau aku, menurutku yang paling penting adalah legalitas. Ya, aku tidak terlalu fanatik kepada salah satu dari mereka berdua (Windows dan Linux). Yang mana pun, asal legal dan tidak membajak, maka itulah yang akan kupilih. Walaupun saat ini aku lebih menyukai bekerja dengan Linux daripada Windows (karena lebih banyak yang bisa dilakukan dengannya).

Namun, sekali lagi karena belum memiliki kemampuan untuk memiliki secara legal, maka alternatif software bebaslah yang menjadi pilihan saat ini. Walaupun terkadang aku juga menginginkan software-sotware berbayar itu karena dalam beberapa hal mereka memang lebih baik…

So, be legal, not fanatic…