Kaos & Jaket Identitas
Banyak orang, terutama yang masih berjiwa muda seperti para mahasiswa, sangat senang menunjukkan identitasnya. Apalagi masa muda ini sering disebut masa pencarian pasangan hidup identitas. Salah satu perwujudan identitas itu adalah dengan pakaian yang bisa menunjukkan “gue ikutan ini loh“. Jenis pakaian yang sering digunakan untuk pertunjukan identitas ini adalah kaos dan jaket yang menjadi emblem sebuah organisasi atau kelompok yang dia ikuti.
Di kampus ane, ada banyak sekali organisasi serta kelompok yang dibentuk oleh mahasiswa. Dari yang resmi sampai yang cuma organisasi-organisasian. Hampir semuanya memiliki identitas berupa kaos atau jaket untuk para anggotanya. Bukan sesuatu yang buruk memang. Tapi, ada sesuatu yang menurut ane agak gimana gitu.
Hal yang agak gimana gitu tersebut adalah bahwa, kita jadi harus memiliki banyak kaos atau jaket. Ya, sewaktu ikut rapat atau kumpul-kumpul sering terdengar seruan “Gimana kalo kita bikin kaos/jaket?”. Bahkan kelompok yang cukup minoritas pun berkeinginan membuat kaos dan jaket identitasnya. Jadilah kalau kita ikut banyak organisasi, maka kita akan banyak memiliki kaos dan jaket tambahan. Begitu pula organisasi/kelompok yang kita secara otomatis menjadi anggotanya (misalnya asrama, kelas, fakultas, dll). Sampai-sampai bisa saya katakan bahwa janganlah membeli kaos/jaket di luar dulu, tunggu saja kaos/jaket dari organisasi yang engkau berada didalamnya.
Beberapa teman saya juga agak mengeluh tentang banyaknya kaos dan jaket yang harus dibelinya karena dia mengikuti banyak organisasi dan kelompok. Bayangkan saja, misalnya Anda tidak ikut organisasi apapun, maka paling tidak yang sebaiknya Anda miliki adalah:
- Kaos lorong asrama
- Jaket asrama
- Kaos kelas
- Jaket fakultas
- Jaket departemen (jurusan)
- Jaket masjid
- Kaos IPB
Dan itu semuanya tidak gratis alias beli (ya iya lah). Dan jika tidak membelinya, kita bisa dituduh (dalam hati) tidak punya loyalitas, tidak solider, atau semisalnya. Belum lagi kalau misalnya ikut organisasi-organisasi lain. Sampai berpikir bahwa nanti juga akan dibuatkan kaos kamar, kaos kos-kosan, kaos kecamatan, kaos kelurahan, kaos Bogor, kaos Jawa Barat, kaos Indonesia, kaos bumi, atau bahkan kaos Blog-blogan :)
Yah, tak apalah. Lagipula, kaos-kaos dan jaket-jaket itu mungkin dapat menjadi kenangan suatu saat nanti. Suatu saat dimana kita dapat menunjukkan mereka kepada anak cucu kita bahwa “dulu gue ikutan ini loh” :)
abrari 1:41 pm on 8 Juni 2009 Permalink |
Tulisan gak jelas.
Ditulis di tengah kesibukan menjelang diusir dari asrama dan ujian akhir semester.
abrari 3:06 pm on 8 Juni 2009 Permalink |
O ya, beberapa hari kemaren baru dapet kaos lorong sama kaos kelas. Padahal 3 minggu lagi mau berakhir masa TPB ini.
a3u5z1i 12:51 am on 9 Juni 2009 Permalink |
Hahaha.. Ntar ditambah lagi sama kaos-kaos… Kaos fieldtrip lah.. Kaos kegiatan lah..
nurussadad 7:12 pm on 9 Juni 2009 Permalink |
kaos panitia…
rismaka 9:10 pm on 9 Juni 2009 Permalink |
Kaos bloggeripb.org :D
adi dzikrullah 9:55 am on 10 Juni 2009 Permalink |
lucu banget ketika loyalitas harus dilihat dari jaket atau kaos. itulah yang dinamakan dengan keterkungkungan gerak. g dewasa dewasa dong kita
abrari 11:23 am on 10 Juni 2009 Permalink
Yah, sebagian orang menganggapnya simbol loyalitas, walau dalam bentuk paling halus. Yang pasti, itu hanya identitas.
bloksaya 2:48 am on 11 Juni 2009 Permalink |
kaos pekaes :)
abrari 3:22 am on 11 Juni 2009 Permalink
Hehe, kalo itu baru layak disebut kaos loyalitas.
a3u5z1i 8:56 am on 11 Juni 2009 Permalink |
Kaos oblong buat tidur… :P
Loyalitas terhadap tempat tidur.. hehehe…
Kaos tuh sering dipake sebagai sarana danus panitia sih… Makanya tiap ikut kegiatan biasanya disuruh beli kaos.. T_T
fearlee 2:57 am on 17 Juni 2009 Permalink |
tragis…..untung saya cuma jadi BKP disini dan untungnya blm ada yang buat kaos.
Tapi sekarang kaos yang hasil beli saat ini udah ada :
1. kaos sumbagsel
2. kaos bola sumbagsel
3. kaos GKMdP
4. kaos DPU
masih menunggu kaos kontingen lampung, dll…
visakana 6:02 pm on 20 Juni 2009 Permalink |
bener banget,, tambah kaos2 kepanitiaan yang sebenernya sekalian buat Danus tu acara, tapi pura2nya buat kekompakan panitia,, hahaha
gag usah semuanya dibeli,, mana yg penting ja,,
Luthfi 2:45 am on 2 Juli 2009 Permalink |
Benernya, kita (kita? udah lulus), maksudku para IPB’ers itu pasti punya jas almamater
gimana kalo bikin badge atau pin aja
Nanti kan tinggal dipasang di jas biru dongker tea
makin banyak, makin lama, makin penuh jas tersebut dengan aksesoris ;-)
abrari 3:49 am on 2 Juli 2009 Permalink
Sampe-sampe udah gak keliatan kalo itu jas almamater IPB ya :)
Kacau