Tempat Penitipan Barang yang Aneh
Di masjid kampus saya, ada tempat penitipan barang bagi jama’ah yang hendak menitipkan barangnya selagi mereka melaksanakan shalat. Di tempat penitipan barang itu, ada sebuah banner yang terlihat biasa saja. Namun, jika Anda cermati, akan terlihat sebuah keanehan yang lucu fatal. Lihatlah ini:

Tempat penitipan barang Al-Hurriyyah
Anda yang sangat iseng dan kurang kerjaan (seperti saya) pastilah melihat keanehan tersebut. Ya, Anda benar. Cobalah lihat kalimat yang dilingkari di gambar tersebut. Tertulis:
Segala bentuk kehilangan karena kelalaian karena tidak menyimpan tas, sandal dan barang anda di tempat yang bukan semestinya, hal tersebut diluar tanggung jawab kami.
Kalau Anda renungi kalimat di atas, terutama dengan mencermati kata “tidak” dan “bukan”, akan timbul suatu makna yang sangat kontradiksi dengan maksud pembuat banner tersebut. Seperti kita ketahui, kata “tidak” dan “bukan” adalah semakna, yaitu me-negasi-kan suatu pernyataan. Jika negasi bertemu negasi, maka akan saling menghilangkan. Misalnya:
Saya tidak mau tidak makan.
Berarti:
Saya tidak mau tidak makan = Saya mau makan.
Jelas? Coba lihat kembali kalimat di atas. Karena “tidak” dan “bukan” saling menghilangkan, maka kalimat tersebut akan berarti seperti ini:
Segala bentuk kehilangan karena kelalaian karena menyimpan tas, sandal dan barang anda di tempat yang semestinya, hal tersebut diluar tanggung jawab kami.
Artinya, jika kita menitipkan barang di tempat yang semestinya (tempat penitipan barang tersebut) dan ternyata kemudian barang tersebut hilang, maka pihak yang dititipi barang tidak akan bertanggung jawab. Betapa zalimnya jika ada yang seperti itu :)
Seharusnya, kalimat tersebut cukup menggunakan salah satu saja, baik itu “tidak” maupun “bukan”. Misalnya seperti ini (dengan menghilangkan kata “bukan”) :
Segala bentuk kehilangan karena kelalaian karena tidak menyimpan tas, sandal dan barang anda di tempat yang semestinya, hal tersebut diluar tanggung jawab kami.
Atau seperti ini (dengan menghilangkan kata “tidak”) :
Segala bentuk kehilangan karena kelalaian karena menyimpan tas, sandal dan barang anda di tempat yang bukan semestinya, hal tersebut diluar tanggung jawab kami.
Nah, kalau seperti itu jelas sudah maksudnya. Jadi jika kita menaruh barang di tempat yang tidak semestinya lantas barang itu hilang, mereka tidak bertanggung jawab. Ketentuan ini tentu sudah kita maklumi bersama. Berbeda dengan kalimat yang aneh tadi.
Oleh karena itu saudara-saudaraku sekalian, berhati-hatilah dalam menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan. Kesalahan satu kata saja dapat membalik makna sebuah kalimat hingga menjadi berlawanan.
abrari 1:40 pm on 12 Mei 2009 Permalink |
Lagi demen nulis posting yang nggak penting nih :)
Daripada gak nulis…
weib 3:27 pm on 12 Mei 2009 Permalink |
Hmm…
mungkin menurut penulis seperti ini : Jika anda tidak menitipkan di tempat penitipan (yang mereka terjemahkan menjadi “tempat yang bukan semestinya”) ini, maka di luar tanggung jawabnya…
pasti jago nih abrari klo bikin kalimat efektif..
a3u5z1i 12:48 am on 13 Mei 2009 Permalink |
*ngakak….
Iya, kontradiksi banget…
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan sama tanpa melakukan berbagai teknik pembuktian…
Hahaha…
nurussadad 1:32 am on 13 Mei 2009 Permalink |
Banyak yag gak ambil pusing koq.
abrari 3:18 am on 13 Mei 2009 Permalink
Ya, untungnya.
Coba kalo iya. Bakal banyak barang ilang tuh.
wongbagoes 9:09 am on 13 Mei 2009 Permalink |
wah… bahasa Indonesia dapat A nih pastinya…
abrari 4:11 am on 16 Mei 2009 Permalink
Amin.
visakana 4:56 pm on 13 Mei 2009 Permalink |
jadi bingung,,,
klo bukan dan tidaknya dihilangkan malah aneh
rismaka 10:51 pm on 13 Mei 2009 Permalink |
Maklum, yang bikin banner mungkin dapet nilai D bahasa indo-nya :D
Bang Dje 10:58 am on 15 Mei 2009 Permalink |
Ini bukan artikel yang remeh. Apalagi bila ditinjau dari segi bahasa.
East9_21 1:57 pm on 16 Mei 2009 Permalink |
Wekekekek….
Nice job!
bloksaya 3:39 am on 18 Mei 2009 Permalink |
di sini bahkan banyak (sering muncul) tulisan yang lebih aneh
“Jangan meninggalkan barang berharga di dalam tas”
trus, pa gunanya punya tas kalok semua barang harus digotong-gotong ke mana-mana?