Zaman Keemasan Islam, Kapankah?
Zaman keemasan Islam, menurut buku-buku teks Pendidikan Agama Islam (PAI), adalah zaman dimana banyak bermunculan para ilmuwan muslim, yaitu zamannya Daulah Abbasiyah dkk, setelah masa kekhalifahan berakhir. Zaman dimana ilmu (ilmu duniawi tentunya) berkembang pesat. Namun, rasanya penamaan “zaman keemasan” tidaklah begitu tepat. Kenapa? Karena hal-hal yang disebut “emas” hanyalah dari aspek keduniaan saja.
Padahal, jika diperhatikan, “keemasan” tersebut beberapa di antaranya bertentangan dengan sunnah Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam. Misalnya, pada zaman tersebut berkembang “seni islami” yang meliputi musik islami, seni rupa islami, dan lain-lain. Bagaimana manhaj dan aqidah para ilmuwan muslim itu pun tidak begitu jelas.
Namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa zaman tersebut menunjukkan bagaimana kebesaran dan kehebatan Islam. Banyak teknologi yang dikembangkan dari hasil penelitian ilmuwan muslim tersebut (yang kebanyakan dicuri oleh bangsa barat, lalu diklaim sebagai hasil temuan mereka). Bagaimanapun juga, mereka telah memberikan sumbangan besar terhadap kehidupan ini.
Yang ingin ane katakan di sini adalah, bahwa ada suatu zaman lagi sebelum “zaman keemasan” itu yang lebih layak disebut sebagai “zaman keemasan” karena zaman itu adalah zaman dimana hidup umat terbaik dari seluruh umat manusia. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam:
“Sebaik-baik umat manusia adalah orang di jamanku (sahabat).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga firman Allah subhanahuwata’ala:
Kalian (para sahabat) adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk umat manusia […] (Ali Imran: 110)
Ya, merekalah manusia terbaik. Para sahabat radhiyallohu’anhum, juga para tabi’in dan tabi’uttabi’in. Pada zaman mereka, Islam yang masih murni tersebar luas dan syari’atnya pun diterapkan dalam segala aspek kehidupan mereka.
Merekalah yang telah berjasa besar untuk agama ini. Salah satunya adalah penghafalan dan pembukuan al-Qur’an dan al-Hadits, yang tanpa keduanya tidak akan sampai kepada kita ajaran-ajaran dan syari’at Islam. Merekalah orang yang begitu mencintai Rasulullah dan rela mengorbankan harta dan jiwanya untuk agama Allah. Merekalah sebaik-baik generasi dari umat ini.
Jadi, kapankah zaman keemasan Islam itu? Insyaallah lebih tepat jika yang disebut sebagai zaman keemasan Islam adalah zamannya para sahabat, tabi’in, dan tabi’uttabi’in radhiyallohu’anhum ajma’in.
Wallahua’lam.
Andri 6:09 am on 25 Maret 2009 Permalink |
assalamualaikum
Kita umat muslim bisa meraih jaman itu lagi…tapi problem-nya umat muslim skrang tidak bersatu dan selalu melihat-lihat kebelakang. itu penting untuk pemicu tetapi klo menengok kebelakang terus kapan dapat menatap ke depan.
rismaka 11:36 am on 25 Maret 2009 Permalink
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Logikanya kurang tepat mas. Dalam beragama kita memang harus selalu melihat kebelakang. Karena dari sana lah ilmu dien masih murni, masih belum terkotori oleh syirik, bid’ah dan khurafat. Dengan melihat ke belakang pulalah, kita umat islam bisa mendapatkan jalan keluar untuk bisa meneruskan langkah ke depan dengan selamat.
Imam Al-’Auzai rahimahullahu berkata: “Bersabarlah diatas sunnah, berhentilah kemana (para salaf) berhenti, katakan dengan apa yang mereka katakan dan cegahlah dari apa yang mereka cegah. Telusurilah jejak salafush sholeh karena akan mencukupimu apa yang mencukupi mereka”. [“Asy-Syari’ah” oleh Al-Ajury” hal 58.].
Intinya adalah cukupkanlah diri ini dengan apa-apa yang diajarkan/dilakukan oleh para salaf.. Allahu a’lam
rc7 7:56 am on 25 Maret 2009 Permalink |
hmmm,. ya akh..
bathang 5:36 am on 8 April 2009 Permalink |
bror tlong posting tentang demokrasi dan syubhat2nya seperti contoh mereka menyamakan demokrasi seperti friendster dan facebook (yaitu sama2 dari kuffar tapi punya manfaat bagi kaum muslimin)
Nina 1:15 pm on 10 April 2009 Permalink |
Bener banget… Negara Madinah itulah yang harusnya jadi parameter.
Meskipun kita memang bisa melampauinya dalam hal fisik (terutama teknologi) tapi Memang generasi terbaik adanya disitu.
rasta 5:22 pm on 20 Maret 2013 Permalink |
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PERLU DI TINJAU LAGI