Rencana Keji: Gak Ikut Ospek
Horee… Sebentar lagi akan ada ospek. Tepatnya dimulai tanggal 17 Agustus besok. Kalau di IPB, ospek tahun pertama dinamakan MPKMB (Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru). MPKMB kayaknya akan berlangsung selama 3 hari (dari tanggal 17 sampai tanggal 19). Dalam hal ini, ana sedang merencanakan sebuah rencana yang cukup keji lagi biadab, yaitu untuk tidak mengikuti alias kabur dari ospek!
Latar Belakang
Rencana gua ini pada mulanya timbul karena rekomendasi dari Mas Ari (THH’42) yang menyatakan untuk tidak usah ikut ospek. Menurut beliau, ospek memang ada manfaatnya. Namun, mudharatnya juga besar. Dalam hal ini kita harus mengambil kaidah ‘ulama:
Mencegah mafsadat (kerusakan) lebih didahulukan daripada menciptakan maslahat (kebaikan).
Kata Mas Ari, salah satu mudharat dalam ospek adalah dalam hal interaksi ikhwan-akhwat. Dalam ospek, interaksi ini akan menjadi sangat erat dan intens dengan dalih kekompakan tim. Selain itu, Mas Ari juga memperingatkan bahwa nanti bakal ada nyanyi-nyanyi dan foto-foto bareng, dsb. Hal-hal demikian sedang ana usahakan untuk gua jauhi.
Sedangkan faktor internal yang mendorong saya untuk merencanakan hal ini salah satunya adalah karena ospek itu benar-benar akan sangat merepotkan. Ya, merepotkan dan butuh dana yang lumayan juga karena banyak barang-barang yang harus dibeli, seperti yang pernah ditulis oleh Mas Luthfi dan Mas Wildan tentang ospek di IPB.
Memang, ospek di IPB kayaknya juga sesuai dengan Hukum Moore tentang ospek (gak ada sih), yaitu bahwa dari tahun ke tahun ospek semakin melunak tingkat kekerasannya. Dan semua ospek tahun ini pastilah lebih lunak dari ospek tahun lalu. Tapi siapa peduli? Kita kan sedang hidup di tahun ini…
Metodologi
Rencana gua lagi, kekaburan dari ospek akan aku lakukan ± sehari sebelum hari H. Kaburnya insyaallah akan menuju ke kos-kosan Mas Ari. Ya dong, beliau yang merekomendasikan beliau pula yang meyediakan. Tapi gak tau juga nanti di sana bakal nginep atau ndak. Nanti insyaallah disesuaikan dengan jadwal ospek.
Dengan kabur ke kos-kosan Mas Ari, ada beberapa keuntungan yang dapat saya peroleh:
- Gak ikut ospek,
- Banyak buku-buku bermanfaat di sana,
- Menjalin silaturahim dengan kakak tingkat yang satu aliran.
Kemungkinan Konsekuensi
Kalau kata Mbak Bio (mbaknya Nia) dan yang lainnya, tidak ikut ospek berakibat tidak mendapat sertifikat ospek. Tidak memiliki sertifikat ospek berakibat pada ketidakbisaan kita untuk mengikuti organisasi macam BEM dan yang sejenisnya. Tapi aku tiada minat sama sekali untuk ikut BEM ataupun sejenisnya, sebagaimana Mas Wildan dari Mas Luthfi yang menyatakan, “tidak butuh dengan organisasi yang mensyaratkan sertifikat ospek”.
Konsekuensi lainnya insyaallah tidak ada. Tidak akan dimarahi asal tidak terlalu ketahuan. Tapi ana juga berjaga-jaga kalau-kalau seandainya jika saja ada ospek susulan.
Penutup
Demikian laporan ini kami susun. Yah, namanya juga baru rencana, belum pasti akan terjadi. Semoga Allah subhanahuwata’ala meridhoi rencana ini dan menyukseskan rencana ini. Dan semoga Allah melindungi orang-orang yang terpaksa ikut ospek dari kedzaliman para pengospek ataupun dari kemudharatan dan kemaksiatan yang mungkin timbul di dalam kegiatan ospek. Sekian, terima kasih atas perhatiannya.
Kami mohon saran dari antum semua yang sudah berpengalaman, baik pengalaman ikut ospek ataupun kabur dari ospek. Isilah komentar dibawah.
nurussadad 5:14 am on 9 Agustus 2008 Permalink |
sebagai informasi utk angkatan 44…
1 Gak semua yang ikut OSPEK dapet sertifikat. Unutk 1 keluarga cuma dikasih 80 sertifikat tak bernama, padahal 1 keluarga sampek 100 orang (siapa cepat dia dapat)
2 Gak semua yang gak ikut OSPEK gak dapet sertifikat, karena sertifikat tak bernama itu tadi….
(tapi ane dah usulin ke salah satu panitia agar sertifikatnya jangan kosongan untuk tahun ini).
Setahu ane cuma BEM KM, BEM TPB, DPM KM, DPM TPB yang membuat persyaratan Sertifikat OSPEK untuk sayarat masuk..
sasty 3:52 pm on 10 Agustus 2008 Permalink |
wooo…
emang bener ya??
saya 6:25 am on 11 Agustus 2008 Permalink |
wah, di UGM jauh lebih parah. gak ikut osper=gak dapet sertifikat=gak bisa ikut KKN/PKL atau smcmnya dan atau bahkan gak bisa nyusun skripsi yg gosipnya itu menentukan kelulusan kita.
lebih parahnya lagi, selain ada ospek, di sini juga ada malam keakraban (bisa kamu bayngkan dari namanya saja), yg akan diadakan taanggal 29 nanti. tapi ku dah punya rencana yg jauh lebih ekstrim dari rencanamu. berhubung di sini gak ada mas ari yang dengan suka rela menyediakan tempat kabur, metro rasanya akan jadi tempat puasa yang nyaman. artinya ku bakal mbolos sebulan penuh september nanti. keren kan?
yah, namanya juga rencana, blm tntu berhasil. kita liat aja nanti
IPO3L 6:39 am on 11 Agustus 2008 Permalink |
ospek wha ! kecil apaan tuh, biasa aj..
lagian ad dkeng sy dsana.. k’ sy pnya nama disana’ni beneran’… wha aman deh sy…
/bercnda/
yg bner; aq jg maw..tp gmn ya, aq blm ckup brani tk mlakukn hal2 yg anda lkukan… ane doain sukses deh antum
be 2…
Abdul Aziz 7:07 am on 11 Agustus 2008 Permalink |
Assalaamu’alaykum…
terima kasih antum telah menyempatkan kunjungi blog ana. Antum tau dari sapa?
ana ilkom 42.
sedikit komnetar tentang OSPEK.
dulu.. pas tpb qt semua ikut karena pada gak tau acaranya kayak gimana?
ana kasih saran sama antum..benar apa yang dikatakan ari (temen seperjuangan), ospek tidaklah memberi manfaat apa2 (bagi ana sendiri). yang ada hanya aturan2 dan semangat yang tidak dilandasi ilmu dien. mereka menganggap bahwa dengan acara seperti ini akan menumbuhkan solidaritas dan sling mengenal diantara sesama. banyak muncul disana acara2 yang tidak dilandasi pemahaman ttg agama, misal: kumpul2 pra ospek, bikin yel2, ato lainnya yang bagi diri ana pribadi sangat jauh dari apa yang ana harapkan.
dulu..banyak syubhat2 yang muncul semisal: gak dapat sertifikat shg tdk bisa ikut ekstra, dibenci temenlah, tdk kenal dosenlah.
padahal asal antum tau yee… he..he… ana selama diilkom tidak pernah kenalan, justru mereka yang kenalan terlebih dulu. sehingga tidak terbukti klo mereka bakal benci. kedua dan ini lbh penting…dengan iqut ospek para cewek2 (ana tdk menyebutnya sbg akhwat) akan kenal sama qt shg ada kemungkinan mereke tidak akan memiliki rasa malu utk bicara berlebihan ato bergaul berlebihan dgn qt.
ana selama di ilkom…tdk ada wanita yang berani ngomong sama ana kecuali terpaksa bahkan duduk didekat anapun mereka enggan padahal yang mereka lihat hanya tas doang. ana jadi ketawa sendiri…..
itulah manfaat terbesar bagi antum jika antum tidak iqt ospek. interaksi antum dgn akhwat berkurang lantaran mereke menghargai dan menghormati antum karena antum menjaga diri dgn akhwat. para ikhwan pun akan menghormati antum. sama dengan ana dikelas. sewmenjak di tpb ana sudah bikin gmana para wanita tidak bersikap berlebihan thdp ana?
jadi, jgn iqt ospek krn belum tentu orang yang tidak iqt organisasi (harus iqt ospek dulu) tidak akan sukses. hindari pergaulan akhwat semaksimal mungkin bukan berarti g boleh bergaul. qt hdp dilingkungan sprt ini. bnyak dari mereka bergaul, berbicara berlebihan.
mungkin itu aja…kapan2 qt bisa kenalan. antum bisa nanya ttg ana ke ari. beliau tmn seperjuangan dulu dari tpb ampe mau lulus. jhn lupa ajak adik kelas ana.angkatan 45 juga ana spmb. namanya ulul. klo ana g mungkin karena ana dah dicap sebgai aliran oleh tmn2 omda.
jazakumullah khoir.
bayusaja 4:13 am on 12 Agustus 2008 Permalink |
bagus ikut aja mas..
:D
ririn 4:26 am on 12 Agustus 2008 Permalink |
Kalo udah mulai ospek, pasti sdh mulai muncul rencana2 meloloskan diri..hehe…
a3u5z1i 10:20 am on 12 Agustus 2008 Permalink |
hihihi…….
hihihi…….
sertifikat saya sudah ndak tahu kemana tuch….
rismaka 6:46 pm on 13 Agustus 2008 Permalink |
Assalamualaykum warahmatullah wabarakatuh
Wah…setelah sekian lama nyari, akhirnya ketemu juga anak IPB. Wah mas, ane mantan tatib neh dulu. super galak lho…hihihi. Pernah nendang kursi depan anak2 OSPEK, tapi yang sakit malah kaki ane sendiri (ssttt rahasia). Emang bener, OSPEK tuh ga berguna. LIBERAL and KAPITALIS (artinya apaan ya?). Salam kenal aja deh. Mampir2 ya nanti. Barakallahu fiik
abrari 2:30 am on 14 Agustus 2008 Permalink |
Emang ada apa dengan anak IPB?
OSPEk memang harus dibasmi sampai ke akar-akarnya! Ganyang OSPEK!
yue ini 4:55 am on 14 Agustus 2008 Permalink |
Assalamu’alaikum..
eh.. ru sekali ini gue ktemu da org yg bilang kalo ospek itu gag banyak kegunaannya..
menurut gue ospek itu asyik..
bukannya kalo masalah berkumpulnya antara ikhwan n akhwat itu hal yg biasa?? Upss maksud gue bukan githu.. coba liat aja di kehidupan sehari2 ex: kya diperkantoran, pasti co n ce nya ngegabung kan??
gag mungkin dong.. kita kabur dr ospek cuma krna hal yg kya beginian..
so.. tergantung kitanya juga dong,,,
huhu
peace!
aku yg di c1 8:07 am on 14 Agustus 2008 Permalink |
Assalamu’alaikum..
hai3..
aq hny nta doanya j.ya krn aq ikt ospek gt2..
aq sih sbnarnya t smntra ni gak pengen ikt2 yg gtuan.ya skli aq nta doanya,tp ni tu b’hbngan dg awal2 sptmber, jkrta, k’ aby (yg smpat di panggil LINUX.he~)..
ya biar pas klwr (amiiin), aq gak m’colok,gak bwt org lain mrsa t’zhlimi terutama klo aq ikt2 ukm n sjnisnya..bs d blg “datang tak di jemput, pulang tak di antar”
saya 3:23 am on 15 Agustus 2008 Permalink |
ngliat komentar2nya kyna ospek memang g berguna
sebagian yg menyetujui ospek cm pny alasan sgt lemah yg g bs djadikan alasan ‘asik’
‘aku yg di c1’, km g pny nama yg lebih baik?
irvan 6:07 am on 16 Agustus 2008 Permalink |
Menurutku ospek memang tidak perlu karena hanya menimbulkan madharat yang besar daripada manfaatnya. Sebenarnya aku juga harus jkut ospek tahun ini tapi ingin menghindarinya. Dulu aku juga pernah ikut ospek organisasi di sekolah, dan yang ku rasakan dari ospek seperti nggak ada. Walaupun yang senior berdalih itu hanya untuk memperkuat mental tetapi tetap saja aku nggak ngak dapat apa-apa dari ospek kecuali permainan yan mungkin pantas untuk orang gila. kalau aku sarankan ospeknya diganti dengan pengenalan jurusan/fakultas. Dan satu harus yang dicatat TIDAK ADA PERINTAH YANG KONYOL DAN TIDAK BERMANFAAT
sama bro 10:31 am on 19 Agustus 2008 Permalink |
broooo…. gw hari ini tgl 19 harusnya ospek… tapi gwa gak ikut… sepertinya gw akan lanjutin ampe tgl 25, ampe ospek berakhir… kira2 gimana bro… kira2 resikonya ada resikonya gak??? gw males tuh ikut yg gitu2… tapi resikonya kalo ga ikut??? buat yang pernah mengalami resiko yg benar2 patut diperhitungkan, lantaran tidak mengikuti ospek, tolong kasi tau gwa…
... 10:05 am on 20 Agustus 2008 Permalink |
alhamdulillah,nemu juga angk 45 yg sepaham. tdny sy jg g mw ikt ospec dg alasan yg hmpr sm. tp akhrny ikt,g ikt ful jg c,krn sy dpt pita merah. bner juga,manfaatny g sbesar yg dibygkn(tp sminar2 sy rasa brmanfaat). tp kl msl dknal oleh lwn jenis,kykny putrany g da yg knal sy dh,kec yg sblmny mmg sdh knal. dan yg sy g sukain juga yel2, triak2, nari2 g jelas, musik, dll! afwan..
sugi 6:58 am on 28 Agustus 2008 Permalink |
tp kan tar ada ospek fakultas n jurusan jg. anda maw ga ikut itu juga dua-duanya?
saya rasa sih karena emang ospek uda jadi kewajiban dan program yg diberikan ipb sendiri, tentunya pasti ada manfaatnya tersendiri. dan walaupun berat dan merepotkan, tp ospek emang bs mempererat hub antar mahasiswa. dan kynya gimana gitu kalo kita ga ikut ospek sementara yg lain ikut. ga solider.
ilman 12:30 pm on 17 Agustus 2014 Permalink |
waduh baru nemu sekarang blog ini, , ,jadi gmana kelanjutannya om @Abrari ? apa yang terjadi setelah itu ? rencananya berjalan lancar kah ? terus apa yang isu2 yang menyebar tentang resiko ga ikut ospek bener2 terjadi ?
Suta 3:46 pm on 11 Agustus 2017 Permalink |
Jujur saya terharu dengan komentar kalian yang kontra terhadap OSPEK :’D
Sekarang sudah hampir 10 tahun postingan ini mengudara dan baru saya baca sekarang. Kalian yang komen pasti sudah lulus dan berkeluarga. Sungguh, OSPEK sebenarnya bukan budaya dari Indonesia, tapi budaya dari Belanda sang penjajah (bisa dilihat dengan segala macam cocoklogi yang ada). Bahkan negara kagir seperti Jepang misalnya, tidak ada yang namanya perkara merepotkan seperti OSPEK itu :’D dan sayangnya di Indonesia OSPEK yang ada hanya akal-akalan pihak yang memegang kekuasaan dengan alasan-alasan “retjeh” supaya para pelajar baru terpaksa mengikutinya
Saya Kuliah 2018 nanti dan jujur saya tidak ingin mengikuti OSPEK :’D semoga saya berhasil :)
Havid 3:40 pm on 13 September 2018 Permalink |
Assalamualaikum. Saya juga tahun ini kuliah, mau ospek. Dari 12-16 September sekarang. Baru hari pertama udah lelah, saya juga punya riyawat asma. Kalau sertifikat ospek yang gk punya bakal sulit kedepannya, masih berlaku atau hanya omong kosong? Soalnya entar puncak tanggal 15 harus nginep, sekiranya itu bohong. Saya mending gk ikut, khawatir bakal kambuh asmanya